Action Research adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki dan memecahkan masalah secara bersamaan. Seperti namanya, Action Research melakukan penelitian dan mengambil tindakan sekaligus. Kurt Lewin, profesor di MIT, pertama kali menggunakan metode ini sebagai istilah pada tahun 1944. Ilmu sosial sering menggunakan penelitian tindakan, yang sangat interaktif, terutama dalam konteks pendidikan. Pendidik sering menggunakan metode ini sebagai bentuk penyelidikan sistematis yang memprioritaskan refleksi dan mengatasi perbedaan antara teori dan praktik. Action Research juga kadang-kadang disebut sebagai siklus tindakan atau siklus penyelidikan karena sifat praktisnya.
Action Research dibagi kepada dua jenis; Partisipatif dan Praktis.
1. Action Research Partisipatif
Action Research partisipatif menekankan bahwa peserta harus menjadi anggota komunitas aktif dalam penelitian. Metode ini menganggap peserta sebagai asisten peneliti yang efektif, dan pengalaman hidup mereka dianggap sebagai formatif untuk proses penelitian. Metode ini menekankan kerja sama dan partisipasi aktif setiap anggota komunitas dalam setiap tahap penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan perubahan yang signifikan dan relevan bagi masyarakat yang diteliti.2. Action Research Praktis
Action Research praktis lebih berfokus pada bagaimana penelitian dilakukan dan dirancang untuk menangani dan memecahkan masalah spesifik; dalam pendekatan ini, tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan strategi yang efektif untuk menyelesaikan masalah. Meskipun penelitian ini juga melibatkan partisipasi praktisi, fokus utamanya adalah untuk mengembangkan dan menerapkan strategi yang efektif untuk menyelesaikan masalah saat ini.Action Research memiliki Tiga Model: Operasional (kadang-kadang disebut teknis), Kolaborasi, dan Refleksi Kritis.
1. Action Research Operasional (Teknis)
Action Research operasional atau teknis biasanya digambarkan sebagai spiral yang terdiri dari serangkaian langkah: "perencanaan → bertindak → mengamati → mencerminkan." Pendekatan spiral memastikan bahwa setiap siklus tindakan didasarkan pada refleksi dan analis, karena pendekatan ini lebih terstruktur dan sistematis, dan setiap tahap dirancang untuk menghasilkan wawasan baru yang kemudian digunakan untuk merencanakan tindakan berikutnya.2. Action Research Kolaboratif
Action Research kolaboratif lebih berbasis komunitas dan berfokus pada jaringan individu yang memiliki kesamaan (seperti profesor di wilayah tertentu dan mengumpulkan pengetahuan dari siklus umpan balik berulang. Model ini menekankan bahwa anggota komunitas harus bekerja sama dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Metode ini menganggap proses penelitian sebagai upaya kolektif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam perumusan masalah, pengumpulan data, dan analisis hasilnya.3. Action Research Refleksi Kritis
Action Research refleksi kritis membantu mengkontekstualisasikan proses sistemik yang sudah berlangsung, seperti memeriksa sistem pendidikan saat ini secara retroaktif untuk memahami mengapa praktik tertentu diterapkan dan berkembang seperti yang terjadi. Tujuan dari metode ini adalah untuk menemukan dan mengevaluasi asumsi dasar dan struktur yang mendasari praktik saat ini. Tujuan lain adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang komponen yang mempengaruhi kinerja dan hasil sistem tersebut.Keuntungan dan Kelemahan Action Research: Penelitian tindakan memiliki banyak keuntungan. Salah satunya adalah kemampuan untuk melakukan perubahan dalam konteks yang diteliti yang nyata dan relevan. Hasil penelitian seringkali lebih mudah diterima dan diterapkan karena melibatkan partisipasi aktif dari semua pemangku kepentingan. Selain itu, penelitian tindakan dengan pendekatan reflektif memungkinkan peneliti untuk terus belajar dan mengembangkan praktik mereka dari pengalaman dan umpan balik yang mereka peroleh selama proses penelitian.
Namun demikian, penelitian tindakan menghadapi sejumlah masalah. Salah satunya adalah kesulitan mengendalikan dan mengkoordinasikan partisipasi dari berbagai pemangku kepentingan. Selain itu, hasil penelitian mungkin sulit untuk digeneralisasi atau diterapkan di luar konteks yang diteliti karena penelitian ini biasanya bersifat kontekstual dan spesifik. Menjaga keseimbangan antara refleksi kritis dan keterlibatan aktif dalam tindakan adalah tantangan tambahan, yang sering kali memerlukan keterampilan dan pemahaman yang mendalam dari para peneliti.
Action Research menggabungkan penelitian dan tindakan dalam satu proses yang berkelanjutan. Metode ini menawarkan pendekatan yang praktis dan relevan untuk memecahkan masalah dalam berbagai konteks, terutama dalam bidang pendidikan dan ilmu sosial, dengan menekankan partisipasi aktif, refleksi kritis, dan kerja sama. Terlepas dari kendalanya, penelitian tindakan adalah alat yang berguna bagi para praktisi dan peneliti yang ingin mengubah masyarakat mereka.