Apa Itu Capacity Building?

 


Teuku Murdani
Dosen Prodi Pengembangan Masyarakat Islam

Membangun kapasitas adalah elemen kunci dalam upaya mempromosikan pembangunan sosioekonomi yang berkelanjutan. Dengan meningkatkan keterampilan individu, memperkuat institusi, dan mengembangkan kebijakan yang tepat, dapat lebih efektif dalam mengelola tantangan pembangunan. Namun, untuk mencapai hasil yang berkelanjutan, penting untuk mengatasi berbagai tantangan yang terkait dengan membangun kapasitas, termasuk keterbatasan sumber daya, ketahanan institusi, dan koordinasi yang lemah. Kolaborasi yang efektif antara pemerintah, masyarakat lokal, dan komunitas internasional akan menjadi kunci dalam mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.

Membangun kapasitas selalu dianggap sebagai alat penting untuk mempromosikan pembangunan sosioekonomi yang berkelanjutan, khususnya di negara-negara berkembang dan negara-negara berkembang. Sebagian besar ahli pembangunan setuju dengan gagasan bahwa tanpa membangun kapasitas, akan sulit untuk mempromosikan pembangunan sosioekonomi (Chrysostome, 2019).

Membangun kapasitas telah dianggap sebagai batu penjuru pengembangan Afrika selama enam dekade terakhir. Oleh karena itu, lembaga-lembaga pembangunan internasional dan pemerintah Afrika telah menyediakan sejumlah besar sumber daya keuangan untuk membangun kapasitas selama periode tersebut (Chrysostome, Munthali, & Ado, 2019).

Menurut African Capacity Building Foundation (ACBF), kapasitas mencakup kemampuan orang, organisasi, dan masyarakat secara keseluruhan untuk mengelola urusan mereka dengan sukses. Pengembangan kapasitas adalah proses melalui mana orang-orang, organisasi, dan masyarakat sebagai keseluruhan melepaskan, memperkuat, menciptakan, beradaptasi, dan mempertahankan kapasitas dari waktu ke waktu (ACBF, 2011). Konsep ini mencakup berbagai elemen, termasuk peningkatan keterampilan individu, penguatan institusi, dan pengembangan sistem yang mendukung keberlanjutan dan ketahanan masyarakat.

Afrika menghadapi berbagai tantangan pembangunan yang kompleks, mulai dari kemiskinan, ketidaksetaraan, hingga perubahan iklim dan konflik. Dalam konteks ini, membangun kapasitas menjadi sangat penting. Dengan meningkatkan kapasitas individu dan institusi di Afrika, negara-negara di benua ini dapat lebih efektif dalam merancang dan melaksanakan kebijakan pembangunan yang berkelanjutan.

Pengembangan kapasitas juga penting untuk mengurangi ketergantungan pada bantuan asing. Dengan membangun kapasitas lokal, negara-negara Afrika dapat meningkatkan otonomi mereka dalam mengelola program pembangunan dan mengurangi risiko ketidakstabilan yang sering kali terkait dengan bantuan asing yang tidak berkelanjutan.

Membangun kapasitas melibatkan berbagai strategi dan pendekatan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks spesifik setiap negara atau komunitas. Beberapa pendekatan yang umum digunakan meliputi:Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan: Memberikan pelatihan dan pendidikan kepada individu untuk meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial mereka.
Penguatan Institusi: Meningkatkan kapasitas organisasi dan institusi melalui perbaikan struktur, proses, dan tata kelola.
Pengembangan Kebijakan: Membantu pemerintah dan pembuat kebijakan dalam merancang dan menerapkan kebijakan yang mendukung pembangunan berkelanjutan.
Partisipasi Komunitas: Melibatkan komunitas lokal dalam proses pembangunan untuk memastikan bahwa solusi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas mereka.
Kolaborasi Internasional: Membangun kemitraan dengan lembaga internasional, negara lain, dan organisasi non-pemerintah untuk berbagi pengetahuan, sumber daya, dan pengalaman.

Tantangan dalam Membangun Kapasitas

Meskipun membangun kapasitas memiliki banyak manfaat, ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan keberhasilannya. Beberapa tantangan utama meliputi:Kurangnya Sumber Daya: Terbatasnya sumber daya finansial dan manusia sering kali menjadi hambatan dalam upaya membangun kapasitas.
Ketahanan Institusi: Banyak institusi di negara berkembang yang lemah dan rentan terhadap perubahan politik dan ekonomi, sehingga sulit untuk mempertahankan kapasitas yang telah dibangun.
Koordinasi yang Lemah: Kurangnya koordinasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga donor, dan masyarakat sipil, dapat menghambat upaya membangun kapasitas.
Ketergantungan pada Bantuan Asing: Ketergantungan yang berlebihan pada bantuan asing dapat menghambat pembangunan kapasitas lokal dan mengurangi insentif untuk mengembangkan solusi yang berkelanjutan.





Referensi;

ACBF (2011) Africa capacity indicators 2011: capacity development in fragile states. The African Capacity Building Foundation, Harare

Chrysostome, E. (Ed.). (2019). Capacity building in developing and emerging countries: From mindset transformation to promoting entrepreneurship and diaspora involvement. Springer.

Chrysostome, E., Munthali, T., & Ado, A. (2019). Capacity building in Africa: Toward an imperative mindset transformation. Capacity Building in Developing and Emerging Countries: From Mindset Transformation to Promoting Entrepreneurship and Diaspora Involvement, 7-41.

Post a Comment

Previous Post Next Post