Teuku Murdani
Dosen prodi Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Komunikasi adalah tindakan penyampaian informasi, ide, dan emosi antar manusia. Ini adalah proses mendasar manusia yang memungkinkan kita terhubung satu sama lain, berbagi pengetahuan, dan membangun hubungan.
Ramai para ahli memberikan definisi mengenai komunikasi diantanya adalah Seorang sarjana terkemuka dalam teori komunikasi, Gerbner mendefinisikan komunikasi sebagai "proses dimana individu berbagi makna melalui sistem simbol yang sama." Definisi ini menekankan pada penciptaan pemahaman bersama melalui simbol-simbol. Sementara itu, Carey (1989) seorang sarjana berpengaruh lainnya menawarkan dua perspektif yang kontras mengenai komunikasi: "transmisi" dan "ritual". Pandangan “transmisi” berfokus pada pengiriman pesan, sedangkan pandangan “ritual” menekankan pada aspek sosial komunikasi, seperti menciptakan rasa kebersamaan.
Disisi lain,Dervin (1983)yang merupakan seorang ahli komunikasi yang terkenal dengan pendekatannya yang berpusat pada pengguna, merumuskan sebuah definisi komunikasi sebagai "perilaku yang bertujuan untuk menciptakan pemahaman." Dervin memberikan focus pada sifat komunikasi yang berorientasi pada tujuan.
Komunikasi itu sendiri memiliki aspek-aspek yang harus benar-benar diperhatikan dan elemen inti yakni;
Pengirim: Orang yang memulai pesan.
Penerima: Orang yang menerima pesan.
Pesan: Informasi, ide, atau emosi yang disampaikan.
Saluran: Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan (misalnya ucapan, tulisan, bahasa tubuh).
Umpan Balik: Tanggapan dari penerima yang menunjukkan pemahaman atau kebutuhan akan klarifikasi.
Komunikasi memiliki beberapa jenis, diantaranya;
Komunikasi Verbal: Menggunakan kata-kata yang diucapkan untuk menyampaikan pesan.Komunikasi Nonverbal: Menggunakan bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan nada suara untuk berkomunikasi.
Komunikasi Tertulis: Menggunakan kata-kata tertulis untuk menyampaikan pesan (misalnya surat, email, pesan teks).
Komunikasi Visual: Menggunakan gambar, simbol, dan grafik untuk menyampaikan pesan.
Pentingnya Komunikasi:
Membangun hubungan komunikasi memungkinkan kita terhubung dengan orang lain, berbagi pengalaman, dan membangun kepercayaan. Berbagi informasi melalui komunikasi sangat penting untuk berbagi pengetahuan, ide, dan instruksi. Disamping itu komunikasi yang efektif membantu kita bekerja sama untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Dengan komunikasi yang baik memungkinkan kita membujuk orang lain, mendukung ide-ide kita, dan menciptakan perubahan.Lakoff (1999) merupakan seorang ahli Bahasa yang secara khusus memberikan perhatioan terhadap komunikasi dan menekankan bagaimana komunikasi membentuk pemahaman kita tentang dunia dan bagaimana kita terhubung dengan orang lain. Ia berpendapat bahwa bahasa dan komunikasi merupakan hal mendasar dalam membentuk realitas sosial
Komunikasi yang efektif adalah:
Kejelasan: Pesannya jelas, ringkas, dan mudah dipahami.Akurasi: Informasi yang disampaikan akurat dan jujur.
Empati: Pertimbangkan sudut pandang penerima dan sesuaikan pesan Anda dengan sudut pandang tersebut.
Mendengarkan Aktif: Perhatikan baik-baik isyarat verbal dan nonverbal penerima.
Rasa Hormat: Perlakukan penerima dengan hormat dan hargai pendapat mereka.
Kemampuan berkomunikasi itu sendiri meliputi:
Public Speaking: Kemampuan untuk mengkomunikasikan ide secara efektif kepada khalayak luas.Mendengarkan Aktif: Keterampilan berkonsentrasi penuh pada pembicara dan memahami pesan mereka.
Negosiasi: Kemampuan berkomunikasi secara efektif untuk mencapai solusi yang disepakati bersama.
Menulis: Kemampuan mengungkapkan gagasan dengan jelas dan ringkas dalam bentuk tertulis.
Komunikasi adalah proses yang kompleks dan terus berkembang. Dengan memahami elemen inti, jenis, dan pentingnya, kita dapat mengembangkan keterampilan komunikasi dan menjadi komunikator yang lebih efektif dalam semua aspek kehidupan.
Komunikasi yang efektif sangat penting untuk keberhasilan kampanye advokasi. Berikut adalah beberapa teknik komunikasi utama yang dapat digunakan untuk memperkuat pesan dan memengaruhi audiens yang kita targetkan.
1. Kenali Audiens:
Sesuaikan pesan dan gaya komunikasi agar sesuai dengan audiens spesifik (pembuat kebijakan, masyarakat umum, media). Gunakan bahasa yang jelas, ringkas, dan mudah dimengerti. Pertimbangkan nilai, kepercayaan, dan kekhawatiran audiens yang dihadapi saat menyusun dan membuat pesan yang akan disampaikan.2. Kembangkan Narasi yang Menarik:
Buatlah cerita yang jelas, ringkas, dan menarik yang menjelaskan masalah, dampaknya, dan solusi yang ingin diusulkan usulkan. Gunakan visual, data, dan anekdot pribadi yang kuat untuk mengilustrasikan poin yang akan disampaikan dan membangkitkan emosi. Fokus pada kerugian manusia yang diakibatkan oleh isu ini dan bagaimana advokasi dimaksud akan menciptakan perubahan positif.3. Memanfaatkan Berbagai Saluran Komunikasi:
Jangan bergantung pada satu saluran komunikasi. Manfaatkan perpaduan taktik online dan offline untuk menjangkau audiens yang dituju di mana pun mereka berada. Hal ini dapat mencakup media sosial, pemasaran email, penjangkauan media tradisional, siaran pers, rapat umum, dan acara komunitas.4. Memanfaatkan Bercerita:
Orang-orang terhubung dengan cerita. Gunakan cara bercerita untuk mengilustrasikan dampak kemanusiaan dari isu yang sedang diperjuangkan. Bagikan kisah pribadi mereka yang terkena dampak isu ini atau kisah sukses dari upaya advokasi yang telah dilakukan.5. Membingkai Pesan:
Susun pesan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan nilai dan prioritas para audiens yang dihadapi.Soroti manfaat dari solusi yang diusulkan dan potensi konsekuensi jika tidak mengambil tindakan.Gunakan bahasa yang positif dan memberdayakan yang menginspirasi tindakan.
6. Advokasi Media Sosial:
Manfaatkan platform media sosial untuk meningkatkan kesadaran, membagikan pesan yang ingin disampaikan, dan memobilisasi pendukung. Gunakan hashtag yang relevan, buat konten yang menarik, dan berinteraksi dengan audiens secara online. Doronglah materi advokasi yang dimiliki untuk dibagikan secara sosial.7. Hubungan Media:
Bangun hubungan dengan jurnalis dan media yang baik sehingga mereka mahu meliput isu-isu yang ingin di sebarkan. Kembangkan promosi media yang jelas dan ringkas yang menyoroti kelayakan berita kampanye yang ingin disampaikan. Siapkan juru bicara yang dapat mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan secara efektif kepada media.8. Berbicara di Depan Umum:
Asah keterampilan berbicara di depan umum untuk menyampaikan pesan yang ingin disampaikan secara efektif di rapat umum, acara komunitas, atau pertemuan dengan pembuat kebijakan. Latih metode penyampaian yang tepat, gunakan bahasa yang jelas dan ringkas, dan antisipasi kemungkinan pertanyaan.9. Membangun Kepercayaan dan Kredibilitas:
Tetapkan sumber informasi yang kredibel mengenai masalah yang ingin dikomunikasikan. Kutip sumber yang kredibel untuk mendukung klaim dan data yang disampaikan. Bersikaplah transparan tentang tujuan dan sumber pendanaan yang diperoleh selama kampanye/advokasi dilakukan.10. Bersikap Responsif dan Menarik:
Dorong dialog dan umpan balik dari audien untuk memperkaya dan meperdalam data terhadap isu yang sedang diadvokasi. Segera tanggapi pertanyaan dan atasi kekhawatiran. Tunjukkan penghargaan kepada pendukung Anda dan akui kontribusi mereka.Dengan menggunakan teknik komunikasi ini secara strategis, kita akan dapat secara efektif melakukan advokasi untuk sebuah tujuan yang kita miliki, meningkatkan kesadaran, dan mempengaruhi perubahan positif. Namun yang perlu diperhatikan adalah, komunikasi adalah jalan dua arah, jadi terbukalah untuk mendengarkan audiens dan sesuaikan pendekatan agar sejalan dengan kebutuhan.
Referensi;
Carey, J. W. (1975). A cultural approach to communication, diakses pada tanggal 7 Maret 2024 pada: http://web.mit.edu/21l.432/www/readings/Carey_CulturalApproachCommunication.pdfDervin, B. (1983). An overview of sense-making research: Concepts, methods, and results to date, , diakses pada tanggal 7 Maret 2024 pada: https://faculty.washington.edu/wpratt/MEBI598/Methods/An%20Overview%20of%20Sense-Making%20Research%201983a.htm
Gerbner, G., (1967), Mission and History, diakses pada tanggal 7 Maret 2024 pada: https://www.asc.upenn.edu/about/mission-and-history/gerbner-years-1964-1989
Lakoff, G., Johnson, M., & Sowa, J. F. (1999). Review of Philosophy in the Flesh: The embodied mind and its challenge to Western thought. Computational Linguistics, 25(4), 631-634.
Tags:
Akademik