Hidup Miskin Bukanlah Takdir Manusia



Oleh: Harir Rizky Tullah

Mahasiswa Prodi Pengembangan Masyarakat Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Ar-Raniry Banda Aceh


Takdir adalah suatu ketetapan Tuhan kepada segala ciptaannya, termasuk manusia. Tidak ada suatu kejadian pun di dunia ini melainkan telah ditetapkan oleh Allah SWT. Takdir terbagi menjadi dua yaitu takdir yang bisa diubah dan takdir yang tidak bisa diubah.

Takdir yang bisa diubah oleh seseorang adalah takdir yang masih bersifat kondisional sehingga bisa diubah dengan ikhtiar manusia. Misalnya takdir miskin seseorang yang dapat diubah dengan doa dan kerja keras, takdir sakit dapat diubah dengan doa dan berobat, dan sebagainya, yang melibatkan ruang usaha bagi manusia.

Kamu masih diberi kesempatan untuk memperbaiki takdir tersebut dengan ikhtiar dan berdoa. Namun bukan seperti do’a dalam sbuah cerita masyarakat Aceh “Ya gani-ya gani, neu brie peing saboeh guni”.

Sedangkan takdir yang tidak bisa diubah yaitu takdir yang sudah paten dan tidak dapat diubah dengan cara apa pun. Misalnya kematian, jodoh, kelahiran, musibah, dan sebagainya, yang sama sekali tidak ada opsi bagi manusia untuk memilih.

Sebagai contoh, sesorang tidak bisa menentukan hari kematiannya, siapa jodohnya, lahir dari rahim siapa, dan sebagainya. Untuk persoalan tersebut, seseorang hanya dapat menjalankan skenario yang telah ditetapkan oleh Tuhan yang maha esa.

Bagi orang Aceh mereka sering mengingat akan takdir dengan perkataan ' Langkah Raseuki, Peuteumuen, Mawot, hana kuasa geutanyo hamba' (langkah, rezeki, pertemuan / jodoh, dan maut/umur/kematian, tidak ada kekuasaan bagi kita sebagai hamba).

Kata-kata tersebut merupakan Hadih Maja yang mempunyai makna yang mendalam bagi mereka.Kata tersebut mengingatkan bahwa setiap orang mempunyanyi Qadar masing- masing sejak dia belum lahir ke dunia.

Ketentuan tidaknya berhasil sesuatu usaha yang sedang dijalankan, baik itu rezeki, pertemuan dan maut, itu semua sudah di atur oleh Allah.

Allah Telah Berfirman “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan al-qadar (takdir)” (QS al-Qamar: 49) Dari Ayat Tersebut Allah menjelaskan bahwa setiap apa yang ada pada kehidupan ini telah ditakdirkan dan ditulis di Lauhul Mahfudz sejak dahulu, dan Allah memberikan kepada makhluk-Nya kewajiban yang dengannya Allah ciptakan mereka. Hal ini mencakup semua makhluk, dan alam bagian atas maupun bagian bawah

Lantas Mengapa Kita Sering Menyalahkan Takdir?

Kadang ketika seseorang yang mendapat kejadian yang tidak mengenakkan, kebanyakan seseorang cenderung menyalahkan takdir kehidupan. Kadang seseorang berpikir mengapa justru dia yang mengalami kejadian ini, mengapa tidak orang lain saja.

Seseorang seolah tidak bisa menerima takdir yang ditetapkan oleh Tuhan kepadanya, dan lebih banyak mengeluh daripada bersyukur.

Padahal bisa jadi apa yang ditakdirkan Allah SWT adalah sesuatu yang baik untuk diri seseorang. Meskipun menurutnya itu adalah takdir yang buruk, namun pasti ada hikmah yang terselip didalamnya. Ingatlah, Tuhan tidak akan menguji hambanya melebihi batas kemampuannya.

Bukankah Allah telah meyebutkan dalam firmanya surat Ar-Rad ayat: 11 "Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia"

Firman tersebut menjelaskan Allah yang maha kuasa tidak akan mengubah keadaaan seseorang dari suatu kondisi ke kondisi lainnya, sebelum mereka mengubah keadaan yang menyangkut sikap mental dan pemikiran sendiri.

Dari untaian tersebut sudah jelas bahwa jangan pernah menyalahkan takdir, karena bisa jadi apa yang ditakdirkan Allah SWT adalah sesuatu yang baik untuk diri kamu. Meskipun menurutmu itu adalah takdir yang buruk, namun pasti ada hikmah yang terselip didalamnya.

Pasrah merupakan ciri-ciri orang lemah, karena sukses dan kaya itu milik semua orang. Namun untuk mendapatkannya harus melalui Doa dan usaha.

Post a Comment

Previous Post Next Post