Senyum yang Membingungkan

Senyum Anak Desa Rantau Panjang, Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur. FOTO: Harir

Oleh: Harir Rizky Tullah
Mahasiswa Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam, UIN Ar-Raniry, Banda Aceh

Panjang perjalanan atau pendeknya perjalanan yang kita lalui. Rasa lelah,letih mungkin hanya omong kosong bagi mereka berdua (Anak kecil dalam foto).

Dari kota menuju ke sebuah negeri yang jauh dari bisingnya suara kendaraan dan carut marut kehidupan perkotaan. Mencapai sebuah titik dengan melewati rintangan 6 jam atau bahkan lebih perjalanan melintasi sungai panjang dan Arus sangat deras.

(Ingat 6 jam ini hanya menyeberangi sungai saja). Mungkin bagiku ini perjalanan yang luar biasa dan tantangan yang dahsyat hanya untuk mengabdi pada satu negeri yang sangat ramah senyuman ini.

Satu sisi rasa lelah dan letih perjalanan yang telah kuhadapi menjadi bahan canda bagi mereka yang hidup di negeri tak beradil ini. Bagaimana tidak dengan keadaan terisolir dari hiruk pikuk dunia metropolitan nan canggih mereka masih saja berbagi kebahagian dan senyuman kepada siapa saja "Tamu yang datang ke negeri mereka"

Ironi hati,rasa sedih,rasa sakit dan lelah tak berarti lagi bagi mereka. Suara napas dan senyuman indah mereka cukup sudah menggambarkan bagaimana kehidupan mereka saat ini. Namun,aku di buat sulit dengan senyuman mereka seolah mereka memberiku suatu perintah yang besar sedangkan aku saja masih berpikir bagaimana bisa mereka melewati ini semua dan tentu mereka tau konsenkuensi hidup seperti ini.

Mungkin senyum dan keramahan mereka menjadi bukti bahwa hidup tak melulu tentang kecukupan materil namun, bagaimana rasa sabar dan ikhlas menghadapai hidup yang akan berakhir ini.

Namun,kembali lagi pada persoalan senyuman mereka aku tidak tahu apakah mereka tulus memberi senyuman atau hanya ledekan canda yang melihat kondisiku lelah menempuh perjalanan ini. Yang pasti harapanku semoga senyuman mereka menginspirasiku dalam menghadapi rintangan serta juga senyuman mereka bisa membuka pintu hati pemangku kekuasaan agar selalu memperhatikan dan melihat kehidupan mereka yang ku anggap sedih dan ironi walaupun sebenarnya mereka tidak menganggap itu suatu masalah

Seutas kata pengabdian dan rinduku pada mereka di dalam pedalaman rimba jauh dari kota.

Desa Rantau Panjang, Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur.

Post a Comment

Previous Post Next Post